30 Desember 2010

Ikhlas bekerja

IKHLAS BEKERJA (catatan Bapak Syariful Mahya, S.TP)

Harta, uang, pangkat, kemewahan dan sebagainya bukanlah ukuran suatu kebahagian tapi jalan untuk mendapatkan kebahagiaan. Harta, pangkat maupun kemewahan bisa dicari, dan tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau berusaha. Tapi kebahagiaan sulit diperoleh. Hanya orang-orang yang beriman dan takwalah yang tahu arti kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan yang sebenarnya adalah memperoleh kebahagiaan di akhirat tapi jalannya ada di dunia.

Kebahagiaan di dunia sifatnya hanya sementara, tapi kebahagiaan di akhirat adalah "kekal" dan "selamanya"

Wahai rekan-rekan seperjuangan jangan kamu cari harta dan kemewahan itu sampai melupakan tujuan akhir dari hidup ini. Yaitu Akhir zaman dimana pada saat itu keluarga dan orang lain tidak akan mampu membantu kita kecuali hanya amal ibadah.

Sengaja saya curahkan isi hati di sini, agar kita memiliki keikhlasan dan kerelaan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kita. Jangan jadikan beban segala sesuatu yang akan dikerjakan tapi mari kita nikmati dengna penuh kerelaan dan keikhlasan. Menjadi seorang guru atau pendidik adalah tugas yang begitu mulia sehingga ada istilah 'Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa'. Untuk apa kita peroleh begitu banyak penghargaan kalau hanya membuat kita menjadi manusia yang besar kepala dan sombong. Manusia tidak berhak sombong, karena manusia itu adalah makhluk yang lemah dan tidak ada apa-apanya di hadapan Ilahi Robbi. Biar tidak ada penghargaan tapi kita punya banyak pengahargaan di mata Tuhan. Hina di hadapan manusia belum tentu hina di hadapan Tuhan, tapi malah mungkin lebih mulia di hadapan Tuhan.

Susah di dunia belum tentu susah di akhirat, miskin di dunia belum tentu miskin di akhirat. Kuncinya mari kita ingat mati selagi kita masih hidup, mari kita pergunakan hidup dengan sebaik-baiknya sebelum tiba masanya napas berhenti. Karena apapun itu yang kita peroleh tidak akan ada yang kita bawa kecuali hanya amal ibadah. Oleh karena dalam mengemban tugas kita ke depan marilah kita isi dengan penuh keikhlasan sehingga dalam melaksanakannya penuh nilai di hadapan Tuhan.

Kasek SMKN 1 Batang Angkola selalu bilang, 'Masa Lalu adalah Kenangan, Masa kini adalah kenyataan, Masa depan adalah cita-cita dan harapan'. ungkapan yang penuh arti dan makna. Sebagai manusia yang punya pikiran dan punya hati mari kita renungkan dengan harapan ke dapan kita bisa menjadi pahlawan-pahlawan yang lebih punya arti di hadapan Tuhan, penuh keikhlasan dan kerelaan tanpa ada sedikitpun ada kebencian di dalam hati.

28 Desember 2010

Kompetensi Program Keahlian Teknik Audio Video


TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO
Tujuan Program Keahlian Teknik Audio Video adalah membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap agar :

1.Peserta didik memiliki keahlian dan ketrampilan dalam program keahlian teknik audio video sehingga dapat bekerja secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah;

2.Peserta didik mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam program keahlian teknik audio video.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang Lingkup pekerjaan bagi lulusan Program Keahlian Teknik Audio Video adalah jenis pekerjaan dan atau profesi yang relevan dengan kompetensi yang tertuang di dalam tabel SKKNI Bidang Elektronika Maintenance & Repair (MR) pada jenjang SMK antara lain adalah:

1.Mengoperasikan Sistem Elektronika Audio
2.Merawat Sistem Elektronika Audio
3.Menginstalasikan Sistem Elektronika Audio
4.Menerapkan Sistem Elektronika Audio
5.Melakukan Trouble Shooting Sistem Elektronika Audio
6.Mereparasi Sistem Elektronika Audio

TUJUAN
“Mencetak tamatan menjadi tenaga elektro menengah di bidang Teknik Audio Video”

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
· Menerapkan dasar-dasar kelistrikan
· Menerapkan dasar-dasar elektronika
· Menerapkan dasar-dasar teknik digital
· Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)

KOMPETENSI KEJURUAN (SPEKTRUM)
·Memahami sifat dasar sinyal audio
·Melakukan instalasi sound system
·Memahami prinsip pembuatan master
·Membuat rekaman audio di studio
·Memperbaiki radio penerima
·Memperbaiki compact cassete recorder
·Memperbaiki CD player
·Menjelaskan dasar-dasar sinyal video
·Memperbaiki sistem penerima televisi
·Memperbaiki alat reproduksi sinyal audio video compact cassete
·Memperbaiki alat reproduksi sinyal audio video CD
·Melakukan konversi cassette ke CD
·Melakukan install home theater
·Melakukan install video game
·Mempersiapkan pembuatan dokumentasi video
·Membuat dokumentasi video
·Melakukan install sistem audio video CCTV
·Melakukan install peralatan audio video mobil

KOMPETENSI TAMBAHAN
·Perawatan dan Perbaikan Handphone (masih rencana)

Kompetensi Program Keahlian Teknik Pemesinan


Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah Standar Kompetensi Kerja NasionalIndonesia (SKKNI) pada Bidang Industri Logam dan Mesin. Standar kompetensi dan level kualifikasi keahlian Teknik Pemesinan dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin
2. Memahami prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi
3. Memahami proses dasar perlakuan logam
4. Memahami proses dasar teknik mesin
5. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
6. Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar
7. Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi
8. Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam
9. Menggunakan perkakas tangan
10.Menginterpretasikan sketsa
11.Melaksanakan penanganan material secara manual
12.Menggunakan mesin untuk operasi dasar
13.Membaca gambar teknik
14.Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
15.Melakukan pekerjaan dengan mesin frais
16.Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda
17.Mengeset mesin dan program mesin NC/CNC (dasar)
18.Memprogram mesin NC/CNC (dasar)
19.Menggunakan mesin bubut (kompleks)
20.Memfrais (kompleks)
21.Menggerinda pahat dan alat potong
22.Mengoperasikan mesin NC/CNC (Dasar)
23.Mengelas dengan proses las busur metal manual
24.Mengelas dengan proses las oksi-asetilen
25.Kerja Plat Dasar
26.Menggambar 2 D dengan sistem CAD
27.Menggambar 3D dengan sistem CAD

27 Desember 2010

Misi


* Misi :

1. meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat pembudayaan
kompetensi tenaga kerja
2. melaksanakan sistem pendidikan yang memiliki watak dan kepribadian wirausaha dengan
mandiri

3. menanamkan watak disiplin, etos kerja produktif yang tinggi dan tidak menjadi beban
4. meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan maupun dunia
usaha/ industri atau sebagai tempat latihan kerja

Visi


* Visi :

Terwujudnya sekolah yang menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang profesional, produktif dan mandiri sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri yang dilandasi iman dan taqwa


Profil SMKN 1 Batang Angkola


SMK Negeri 1 Batang Angkola adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Unggulan pertama yang terdapat di Kabupaten Batang Angkola, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. di dirikan pada Tahun 2004 yang merupakan alih fungsi dari SMK Kecil. Sekolah ini memliliki luas 12876 m2. (http://datapokok.ditpsmk.net/detil.php?id=0703010001)
Berbagai Sarana dan Prasarana sekolah cukup memadai untuk menunjang kegiatan belajar mengajar guna tercapainya manusia yang mandiri, sukses, dan bermoral

Proses kegiatan akademik atau belajar mengajar di SMK Negeri Batang Angkola berlangsung secara dinamis. Sistem pembelajaran berlangsung selama 3 tahun dan terbagi menjadi 6 semester. Praktek Kerja Industri (Prakerin) diterapkan untuk menjembatani proses pembelajaran antara pihak sekolah dengan industri yang dilakukan selama 3-4 bulan.

Penerapan sistem kurikulum terbaru yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi pedoman pada proses pembelajaran. Struktur kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif diberikan sesuai dengan jumlah jam yang tercantum dalam kurikum sekolah. Sedangkan mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri diberikan pada waktu yang telah diatur dan tidak mengganggu proses pembelajaran ketiga mata pelajaran di atas.

Pembelajaran Normatif dan Adaptif
Pelajaran normatif dan adaptif merupakan pelajaran non kejuruan yang diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan produktif. Pembelajaran normatif dan adaptif diberikan di dalam kelas oleh guru-guru yang berkompetensi di bidang normatif dan adaptif. Tiga mata pelajaran normatif adaptif yang diujiankan secara nasional (UN) yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika selalu mendapatkan prioritas yang lebih guna mencapai standar yang nasional yang diharapkan. Untuk mata pelajaran normatif dan adaptif yang lainya yang diberikan di SMK Negeri 1 Batang Angkola dapat dilihat di bawah ini.

* Mata Pelajaran Kelompok Normatif
o Pendidikan Agama
o Pendidikan Kewarganegaraan
o Bahasa Indonesia
o Penjas,Olahraga dan Kesehatan
o Seni Budaya

* Mata Pelajaran Kelompok Adaptif
o Bahasa Inggris
o Matematika
o I P A
o Fisika
o Kimia
o I P S
o KKPI
o Kewirausahaan

Pembelajaran Produktif
Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Pembelajaran produktif diberikan di workshop masing-masing jurusan. Untuk mengefektifkan proses pembelajatan produktif, dilakukan secara sistem ganda (PSG: Pendidikan Sistem Ganda) atau disebut juga Prakerin (Praktek Kerja Industri)

Pembelajaran sistem ganda adalah proses belajar yang dilakukan antara pihak sekolah dengan dunia usaha atau industri. Dengan menggunakan pembelajaran sistem ganda diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di lingkungan dunia usaha/industri dan menerapkanya pada proses belajar mengajar di sekolah.

Fasilitas

Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan, SMK NEGERI 1 Batang Angkola mempunyai beberapa fasilitas antara lain :

* Musholla (proses pembangunan)
* 1 Laboratorium Komputer
* 1 Workshop Teknik Audio Video
* 1 Workshop Teknik Kendaraan Ringan
* 1 Workshop Teknik Pemesinan
* Perpustakaan mini
* Sarana olahraga (bola voli, tenis meja, sepak bola )
* Ruang OSIS
* Koperasi
* Kantin
* Taman
* Tempat parkir
* Free Hotspot Wi-Fi area
* LAN (Local Area Network)

Kepala Sekolah
* Adanan Harahap, S.Pd

* Bidang Studi Keahlian Yang Diselenggarakan: Teknologi dan Rekayasa

Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian yang Diselenggarakan
1. Program Studi Keahlian: Teknik Mekanik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kenderaan Ringan

2. Program Studi Keahlian: Teknik Elektronika
Kompetensi keahlian : Teknik Audio Vidio

3. Program Studi Keahlian: Teknik Pemesinan
Kompetensi keahlian : Teknik Pemesinan

Prakerin (Praktek Kerja Industri) Kelas XI


Prakerin adalah kegiatan magang di industri dalam waktu tertentu untuk memperoleh dan menerapkan konsep pembelajaran yang diterima di sekolah dan membandingkanya dengan yang ada di dunia usaha dan dunia industri. Kegiatan prakerin dilakukan selama kurang lebih 4 bulan pada institusi, perusahaan atau bengkel yang kompoten yang ditentukan oleh sekolah. Selama kegiatan prakerin siswa akan terus dimonitor oleh guru pembimbing yang datang sewaktu-waktu dan pada akhir kegiatan prakerin siswa diharuskan membuat laporan kegiatan prakerin.

Waktu pelaksanaan Prakerin adalah mulai 24 Desember 2010 s.d. 30 April 2011.
Siswa/i yang berangkat prakerin berasal dari berrbagai program keahlian seperti Teknik Audio Video, Teknik Pemesinan dan Teknik Kendaraan Ringan khusus kelas XI yang tersebar mulai dari wilayah batang angkola sendiri, Padangsidimpuan, Panyabungan (Madina), Medan, Batam dan kota-kota lainnya.
Diharapkan kepada siswa/i agar menjaga nama baik sekolah dengan menjaga perilaku dan menaati peraturan yang berlaku di DUDI.


21 Desember 2010

Hasil diklat RSBI di Parapat, Kab Simalungun

Materi yang di dapat dari diklat Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf internasional Sumatera Utara tanggal 19 s.d. 22 Desember 2010

1. Kebijakan Pendidikan terhadap Pendidik dan tenaga kependidikan SBI
2. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berwawasan Global
3. Pengoptimalan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran dan Administrasi bagi RSBI
4. Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
5. Implementasi Standar Isi, Standar proses dan standar Penilaian RSBI
6. Revolusi Pembelajaran (Learning Revolution)
7. Strategi Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

Materi lengkap setiap materi tersebut telah dibungkus rar dalam bentuk PDF yang akan di unggah dalam waktu dekat atau hubungi Bapak Faisal Rangkuti, ST

20 Desember 2010

Menyambut Hari Ibu, 22 Desember


PUISI
Judul : IBU
Karya : RESKI ULPIYA (Ketua OSIS)


Ibu
saat kulihat wajahmu
Ketika berada di dekatmu
Hatiku seakan menangis pilu
Melihat pengorbananmu padaku

Ibu
kurusnya badanmu sekarang
Seakan hanya kulit pembalut tulang
Dan wajahmu yang semakin keriput
Karena usiamu yang sudah lanjut

Ibu
sekarang kau sudah tua
Tubuhmu semakin tak berdaya
Melangkahpun kau tak kuat
Kini apapun tak mampu kau perbuat

Ibu
aku ingin di hari tuamu ini
Hanya membahagiakan dirimu
Maaf bila selama ini
Aku tak memperdulikanmu

Ibu
oh ibuku
Ini puisi dari anakmu
Yang pernah melupakanmu
Akan kasih sayangmu untukku

Diklat P4TK 2010


Diklat P4TK Nop 2010


Pendekatan Pembelajaran di Abad 21 ( Abad Industri dan Pengetahuan )

Pendekatan Pembelajaran di Abad 21 ( Abad Industri dan Pengetahuan ) Inti sari Diklat RSBI di Parapat, Kab Simalungun

Kita telah memasuki abad 21 yang dikenal dengan abad pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) mengatakan sebagai abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Abad pengetahuan merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang.

Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Pendekatan Pembelajaran di Abad 21 ( Abad Industri dan Pengetahuan ) Inti sari Diklat RSBI di Parapat, Kab Simalungun

Kita telah memasuki abad 21 yang dikenal dengan abad pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) mengatakan sebagai abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Abad pengetahuan merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang. Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Trilling dan Hood (1999) mengemukakan bahwa perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat.Tibalah saatnya menoleh sejenak ke arah pandangan dengan sudut yang luas mengenai peran-peran utama yang akan semakin dimainkan oleh pembelajaran dan pendidikan dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan.
Kemerosotan pendidikan kita sudah terasakan selama bertahun-tahun, untuk kesekian kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994. Nasanius (1998) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru.(Sumargi, 1996) Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Misalnya guru Biologi dapat mengajar Kimia atau Fisika. Ataupun guru IPS dapat mengajar Bahasa Indonesia. Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak, tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas (Dahrin, 2000).
Banyak faktor yang menyebabkan kurang profesionalismenya seorang guru, sehingga pemerintah berupaya agar guru yang tampil di abad pengetahuan adalah guru yang benar-benar profesional yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan.
Pendidikan di Abad Pengetahuan
Para ahli mengatakan bahwa abad 21 merupakan abad pengetahuan karena pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Menurut Naisbit (1995) ada 10 kecenderungan besar yang akan terjadi pada pendidikan di abad 21 yaitu;
(1) dari masyarakat industri ke masyarakat informasi,(2) dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi, (3) dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia, (4) dari perencanaan jangka pendek ke perencanaan jangka panjang, (5) dari sentralisasi ke desentralisasi, (6) dari bantuan institusional ke bantuan diri, (7) dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatoris, (8) dari hierarki-hierarki ke penjaringan,
(9) dari utara ke selatan, dan(10) dari atau/atau ke pilihan majemuk.
Berbagai implikasi kecenderungan di atas berdampak terhadap dunia pendidikan yang meliputi aspek kurikulum, manajemen pendidikan, tenaga kependidikan, strategi dan metode pendidikan. Selanjutnya Naisbitt (1995) mengemukakan ada 8 kecenderungan besar di Asia yang ikut mempengaruhi dunia yaitu; (1) dari negara bangsa ke jaringan,
(2) dari tuntutan eksport ke tuntutan konsumen, (3) dari pengaruh Barat ke cara Asia,
(4) dari kontol pemerintah ke tuntutan pasar, (5) dari desa ke metropolitan, (6) dari padat karya ke teknologi canggih, (7) dari dominasi kaum pria ke munculnya kaum wanita, (8) dari Barat ke Timur.
Kedelapan kecenderungan itu akan mempengaruhi tata nilai dalam berbagai aspek, pola dan gaya hidup masyarakat baik di desa maupun di kota. Pada gilirannya semua itu akan mempengaruhi pola-pola pendidikan yang lebih disukai dengan tuntutan kecenderungan tersebut. Dalam hubungan dengan ini pendidikan ditantang untuk mampu menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan kecenderungan itu tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsanya.
Dengan memperhatikan pendapat Naisbitt di atas, Surya (1998) mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia di abad 21 mempunyai karakteristik sebagai berikut:
(1) Pendidikan nasional mempunyai tiga fungsi dasar yaitu; (a) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil dan ahli yang diperlukan dalam proses industrialisasi, (c) membina dan mengembangkan penguasaan berbagai cabang keahlian ilmu pengetahuan dan teknologi;
(2) Sebagai negara kepulauan yang berbeda-beda suku, agama dan bahasa, pendidikan tidak hanya sebagai proses transfer pengetahuan saja, akan tetapi mempunyai fungsi pelestarian kehidupan bangsa dalam suasana persatuan dan kesatuan nasional;
(3) Dengan makin meningkatnya hasil pembangunan, mobilitas penduduk akan mempengaruhi corak pendidikan nasional;
(4) Perubahan karakteristik keluarga baik fungsi maupun struktur, akan banyak menuntut akan pentingnya kerja sama berbagai lingkungan pendidikan dan dalam keluarga sebagai intinya.
Nilai-nilai keluarga hendaknya tetap dilestarikan dalam berbagai lingkungan pendidikan;
(5) Asas belajar sepanjang hayat harus menjadi landasan utama dalam mewujudkan pendidikan untuk mengimbangi tantangan perkembangan jaman;
(6) Penggunaan berbagai inovasi Iptek terutama media elektronik, informatika, dan komunikasi dalam berbagai kegiatan pendidikan,
(7) Penyediaan perpustakaan dan sumber-sumber belajar sangat diperlukan dalam menunjang upaya pendidikan dalam pendidikan; (8) Publikasi dan penelitian dalam bidang pendidikan dan bidang lain yang terkait, merupakan suatu kebutuhan nyata bagi pendidikan di abad pengetahuan.
Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian karir, dan kesejahteraan lahir batin. Pendidikan mempunyai peranan yang amat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Untuk itu, lembaga penidikan dalam berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam berbagai aspeknya.
Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma:
(1) dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic,(3) dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, (4) dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai,
(5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buat teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, (7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama.
Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat kompetitif.
Gambaran Pembelajaran di Abad Pengetahuan
Praktek pembelajaran yang terjadi sekarang masih didominasi oleh pola atau paradigma yang banyak dijumpai di abad industri. Pada abad pengetahuan paradigma yang digunakan jauh berbeda dengan pada abad industri. Galbreath (1999) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan pada abad pengetahuan adalah pendekatan campuran yaitu perpaduan antara pendekatan belajar dari guru, belajar dari siswa lain, dan belajar pada diri sendiri.
Praktek pembelajaran di abad industri dan abad pengetahuan dapat dilihat pada Tabel berikut;
Abad Industri
1. Guru sebagai pengarah 2. Guru sbgai smber pengetahuan
3. Belajar diarahkan oleh kuri- kulum. 4. Belajar dijadualkan secara ketat dgn
waktu yang terbatas 5. Terutama didasarkan pd fakta
6. Bersifat teoritik, prinsip- prinsip dan survei 7. Pengulangan dan latihan 8. Aturan dan prosedur 9. Kompetitif 10. Berfokus pada kelas 11. Hasilnya ditentukan sblmnya
12. Mengikuti norma 13. Komputer sbg subyek belajar
14. Presentasi dgn media statis 15. Komunikasi sebatas ruang kls 16. Tes diukur dengan norma
Abad Pengetahuan
1. Guru sebagai fasilitator,pembimbing,konsultan2. Guru sebagai kawan belajar
3. Belajar diarahkan oleh siswa kulum. 4. Belajar secara terbuka, ketat dgn
waktu yang terbatas fleksibel sesuai keperluan5. Terutama berdasarkan proyek dan
masalah6. Dunia nyata, dan refleksi prinsip dan survei 7. Penyelidikan dan perancangan8. Penemuan dan penciptaan9. Colaboratif10. Berfokus pada masyarakat
11. Hasilnya terbuka12. Keanekaragaman yang kreatif13. Komputer sebagai peralatan semua jenis belajar14. Interaksi multi media yang dinamis15. Komunikasi tidak terbatas ke seluruh dunia16. Unjuk kerja diukur oleh pakar, penasehat, kawan sebaya dan diri sendiri.
Apabila guru di Indonesia telah memenuhi standar profesional guru sebagaimana yang berlaku di Amerika Serikat maka kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia semakin baik. Selain memiliki standar profesional guru sebagaimana uraian di atas, di Amerika Serikat sebagaimana diuraikan dalam jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi 1998) dijelaskan bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal:
(1) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya,
(2) Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa,
(3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
(4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya,
(5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Arifin (2000) mengemukakan guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai;
(1) dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;
(2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia;
(3) pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu;
(1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;
(2) penguasaan ilmu yang kuat;
(3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan
(4) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang profesional.
Dimensi lain dari pola pembinaan profesi guru adalah
(1) hubungan erat antara perguruan tinggi dengan pembinaan SLTA;
(2) meningkatkan bentuk rekrutmen calon guru;
(3) program penataran yang dikaitkan dengan praktik lapangan;
(4) meningkatkan mutu pendidikan calon pendidik;
(5) pelaksanaan supervisi;
(6) peningkatan mutu manajemen pendidikan berdasarkan Total Quality Management (TQM);
(7) melibatkan peran serta masyarakat berdasarkan konsep linc and match;
(8) pemberdayaan buku teks dan alat-alat pendidikan penunjang;
(9) pengakuan masyarakat terhadap profesi guru;
(10) perlunya pengukuhan program Akta Mengajar melalui peraturan perundangan; dan
(11) kompetisi profesional yang positif dengan pemberian kesejahteraan yang layak.
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1991) bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator (Soewondo, 1972 dalam Arifin 2000).
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional.
Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru Kondisi pendidikan nasional kita memang tidak secerah di negara-negara maju. Baik institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi yang cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru. Jadi guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan kehidupan kita umumnya.
Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan hati nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau komando maka cara-cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu diinterpensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan profesi guru dari sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar. Bahkan sebagai penatarpun guru tidak memiliki otonomi sama sekali. Selain itu, ruang gerak guru selalu dikontrol melalui keharusan membuat satuan pelajaran (SP). Padahal, seorang guru yang telah memiliki pengalaman mengajar di atas lima tahun sebetulnya telah menemukan pola belajarnya sendiri. Dengan dituntutnya guru setiap kali mengajar membuat SP maka waktu dan energi guru banyak terbuang. Waktu dan energi yang terbuang ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya.
Akadum (1999) menyatakan dunia guru masih terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan;
(1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gaji. Rendahnya gaji berimplikasi pada kinerjanya;
(2) profesionalisme guru masih rendah.
Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain;
(1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.
Akadum (1999) juga mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru;
(1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total,
(2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan,
(3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan,
(4) masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru,
(5) masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara makssimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme para anggo-tanya. Dengan melihat adanya faktor-fak tor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari alternatif untuk meningkatkan profesi guru.
Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaaan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan.
Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah program sertifikasi. Program sertifikasi telah dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam (Dit Binrua) melalui proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar (ADB Loan 1442-INO) yang telah melatih 805 guru MI dan 2.646 guru MTs dari 15 Kabupaten dalam 6 wilayah propinsi yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Kalimantan Selatan (Pantiwati, 2001).
Selain sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru, dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya (Supriadi, 1998).
Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dll secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru.
Dengan demikian usaha meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdiknas atau yayasan swasta), PGRI dan masyarakat.
Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah di atas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak heran kalau guru-guru di negara maju kualitasnya tinggi atau dikatakan profesional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi. Dalam Journal PAT (2001) dijelaskan bahwa di Inggris dan Wales untuk meningkatkan profesionalisme guru pemerintah mulai memperhatikan pembayaran gaji guru diseimbangkan dengan beban kerjanya. Di Amerika Serikat hal ini sudah lama berlaku sehingga tidak heran kalau pendidikan di Amerika Serikat menjadi pola anutan negara-negara ketiga. Di Indonesia telah mengalami hal ini tetapi ketika jaman kolonial Belanda. Setelah memasuki jaman orde baru semua ber ubah sehingga kini dampaknya terasa, profesi guru menduduki urutan terbawah dari urutan profesi lainnya seperti dokter, jaksa, dll.
Kesimpulan dan Saran
Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan profesi guru menjadi wacana yang sangat penting. Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan.
Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Guru yang profesional pada dasarnya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran kematangan yang mempersyaratkan willingness dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Usaha meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai pencetak guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdiknas atau yayasan swasta), PGRI dan masyarakat.

FOTO PENGURUS OSIS


RANGKAIAN KEGIATAN OSIS


Rangkaian kegiatan OSIS dalam waktu dekat ini adalah menyelenggarakan pertandingan akhir semester ganjil T.P. 2010-2011 yang dilaksanakan tanggal 21 s.d. 23 Desember 2010.

Jenis-jenis lomba yang akan dipertandingkan adalah:
1. Volley Ball (putra)
2. Futsal (putra)
3. Tenis Meja (putra/i)

Total hadiah yang diperebutkan adalah senilai total Rp. 1.470.000,-

DAFTAR PENGURUS OSIS SMKN1 BATANG ANGKOLA T.P. 2010-2011


19 Desember 2010

T-Kendaraan Ringan

UNDER CONSTRUCTION


T-Pemesinan



LATAR BELAKANG BERDIRINYA OSIS


Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah.

Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.

LATAR BELAKANG BERDIRINYA OSIS

Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.


WAWASAN WIYATAMANDALA

Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.

Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut:

* Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
* Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3. mempertinggi budi pekerti,
4. memperkuat kepribadian,
5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
* Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
* Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
* Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.

Untuk mengimplementasikan Wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.

Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
[sunting] Struktur organisasi

Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:

* Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)
* Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
* Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)

* Ketua Umum
* Wakil Ketua I
* Wakil Ketua II

* Sekretaris Umum
* Sektetaris I
* Sekretaris II

* Bendahara
* Wakil Bendahara

* Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.

Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Diklat Pendidik Sekolah Bertaraf Internasional di Sumatera Utara Tahun 2010

SMK Negeri 1 Batang Angkola mengirimkan dan menugaskan 2 orang guru yakni bapak Faisal Rangkuti, ST dan bapak Farhan Hidayat, S.Pd ke Parapat dalam rangka

acara Pelatihan Pembinaan dan Pengembangan Pendidik Sekolah Bertaraf Internasional di Sumatera Utara Tahun 2010 yang bertempat di Hotel Niagara Parapat sesuai dengan surat dinas pendidikan provinsi sumatera utara no. 424/2787/PTK.4/22/2010 tanggal 10 Desember 2010. dengan lama bertugas selama 4 hari mulai 19 s.d. 22 Desember 2010.

Turut serta dalam acara tersebut untuk mewakili Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Bapak Ali Hasbin, S.Pd dan Ibu Hj. Irma Susiana, S.Pd dari SMPN 2 Marancar, Bapak Hamonangan Harahap, S.Ag dari SMAN 1 SD Hole, dan Bapak Samsul Bahri Harahap, S.Pd dari SMAN 1 Angkola Barat.

Total sebanyak 264 orang peserta yang berasal dari berbagai Kab/Kota di Sumatera Utara yang mengikuti diklat ini

Diharapkan ilmu yang diperoleh dapat di darmabaktikan di sekolah asal masing-masing

13 Desember 2010

SMKN 1 Batang Angkola sebagai lokasi ujian CPNS pemkab Tapsel Tenaga Kesehatan D-III

SMK Negeri 1 Batang Angkola mendapat kehormatan sebagai tempat penyelenggaraan ujian masuk CPNS pemerintahan kabupaten Tapanuli Selatan yang akan di laksanakan Rabu, 15 Desember 2010 khusus tenaga kesehatan D-III.

Hasil rapat internal staf dewan guru SMKN 1 Batang Angkola telah menetapkan para guru terutama yang sudah PNS akan menjadi pengawas pelaksanaan ujian masuk ini.
Direncanakan ruang kelas yang telah diubah menjadi ruang ujian sebanyak 10 ruang.
Kepada para pengawas, mari sama-sama kita menjalankan tugas sebagaimana yang telah ditetapkan dengan penuh tanggung jawab, jujur dan adil demi terciptanya CPNS dan PNS yang bersih, berwibawa dan berkompoten.

Berikut berita mengenai keadaan sebelum ujian dilaksanakan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tapsel, Drs Aswad Daulay SH MH didampingi Kepala Bidang Penerimaan dan Perencanaan Pegawai, Syafi’I, Kamis (9/12) menuturkan, rincian formasi yang kosong pelamarnya, yaitu dokter spesialis THT dibutuhkan 1 orang, dokter spesialis kulit dan kelamin dibutuhkan 1 orang. Dokter spesialis kandungan dibutuhkan 1 orang, dokter spesialis bedah dibutuhkan 1 orang, dokter spesialis paru dibutuhkan 1 orang, dan dokter spesialis mata dibutuhkan 1 orang. Kemudian, guru SMKN untuk guru Seni Keterampilan S-1/D-IV Garmen dan Akta IV dibutuhkan 3 orang, S-1 Kearsipan dibutuhkan 2 orang, serta D-III Fotografi untuk Pranata Humas dibutuhkan 1 orang. “Kemungkinan kosongnya pelamar dokter spesialis karena umur para dokter spesialis sudah melewati syarat sesuai ketentuan untuk mendaftar sebagai CPNS. Karena kita tahu untuk mendapatkan ilmu spesialis membutuhkan waktu yang relatif lama,” ujar Aswad. Ditambahkan Syafi’i, total pelamar yang mendaftar sebanyak 2.302 orang. Rinciannya, Tenaga Kependidikan atau guru dengan jumlah pelamar 1.323 orang, Tenaga Tekhnis 491 pelamar, dan Tenaga Kesehatan 488 pelamar.

Lebih lanjut dikatakannya, pelamar terbanyak merupakan formasi guru SDN untuk guru Pendidikan Bahasa Inggris S-1/D IV Bahasa Inggris dan Akta IV dengan jumlah pelamar mencapai 322 orang, sedangkan yang dibutuhkan delapan orang.

Pelamar terbanyak di posisi kedua di formasi guru SMKN untuk guru pendidikan Matematika lulusan S-1/D-IV Matematika dan Akta IV sebanyak 254 pelamar, sedangkan jumlah pelamar yang diterima empat orang. Di urutan ketiga pelamar terbanyak di formasi guru SMKN untuk guru Pendidikan Bahasa Indonesia lulusan S-1/D-IV Bahasa dan Sastra dan Akta IV dengan jumlah pelamar sebanyak 131 orang, sedangkan yang diterima empat orang. Sementara formasi yang hanya satu pelamar saja yang mendaftar, tutur Syafi’I, yakni di formasi guru SMKN untuk guru Seni Keterampilan lulusan S-1/D-IV Desain Grafis dan Akta IV, sedangkan yang diterima sebanyak 3 orang. Kemudian guru Seni Keterampilan lulusan S-1/D-IV Kriya Kayus dan Akta IV sedangkan yang diterima 2 orang, guru Otomotif lulusan S-1/D-IV Tekhnik Otomotif dan Akta IV yang diterima 2 orang, tenaga kesehatan perekam medis lulusan D-III rekam medis yang diterima 2 orang dan lainnya.

Untuk pengambilan nomor peserta ujian CPNS, terang Syafi’I, digelar mulai Jumat (10/12) hingga Senin (13/12). Pengambilan nomor ujian untuk tenaga kependidikan atau guru di kantor Dinas Pendidikan Tapsel di Jalan Sutan Soripada Mulia, Sadabuan, Kota Padangsidimpuan (Psp), tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Tapsel, dan formasi tenaga teknis di kantor BKD Tapsel di Jalan Kenanga, Kota Psp.

23 November 2010

PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS PEMKO PADANGSIDIMPUAN FORMASI 2010

Pemko Padangsidimpuan (Psp) akan memberlakukan tes urine dalam penerimaan CPNS tahun 2010. Namun, tes urine tersebut akan dilakukan kepada pelamar yang telah dinyatakan lulus ujian.

“Khusus untuk tes urine kepada pelamar akan diminta nantinya usai pelamar CPNS dinyatakan lulus ujian. Selain itu, nantinya juga akan diminta syarat administrasi bagi pelamar CPNS yang lulus untuk daftar ulang ke BKD, yakni surat keterangan sehat dari dokter setempat,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Psp, Asli Rangkuti.

Dijelaskan Asli, jika nantinya dalam surat keterangan sehat dari dokter diketahui pelamar yang lulus tes CPNS ada terindikasi urinenya mengandung narkoba atau zat adiktif lainnya, maka BKD Psp akan menyurati Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk membatalkan kelulusan pelamar tersebut. “Kita akan surati BKN agar pelamar itu digugurkan atau dibatalkan lulus ujian CPNS,” tegas Asli.

Sementara terkait diperbolehkannya membuat soal CPNS bermuatan lokal atau kedaerahan oleh Kemenpan & RB, Asli Rangkuti mengaku itu sepenuhnya diserahkan pada perguruan tinggi negeri (PTN) yang akan digandeng untuk bekerja sama dalam penerimaan CPNS.

Dijelaskan Kepala BKD Psp, berkaca pada kejadian saat penerimaan CPNS di Kementerian Perdagangan yang memasukkan soal tentang lagu Presiden SBY yang kemudian belakangan bermasalah, maka pihaknya tidak akan memasukkan soal daerah dalam ujian CPNS. “Kalau kita buat soal siapa nama Wali Kota Psp saat ini, kan tidak etis, lagipula sudah ada pengalaman di depan mata kita sendiri. Jadi untuk soal, kita serahkan sepenuhnya kepada PTN yang kita ajak kerja sama, sekalian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti dugaan kebocoran soal dan lain sebagainya,” jelasnya.

Ketika ditanya dengan PTN mana Pemko Psp akan melakukan kerja sama dalam penerimaan CPNS tahun ini, Asli hanya memberikan gambaran bahwa sesuai pengalaman tahun lalu, maka kemungkinan besar Pemko Psp akan kembali menjalin kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

“Sudah ada kerja sama yang baik, kenapa lagi kita harus menjajaki dengan yang lain? Toh BKN juga tidak menyebutkan harus bekerja sama dengan PTN ini atau itu, hanya disebutkan dengan PTN saja. Jadi kita pikir karena hasil pengalaman tahun lalu sudah sangat baik, kenapa harus kita cari lagi yang lain. Sekali kita tegaskan untuk pembuatan soal sepenuhnya kita serahkan kepada PTN,” tegasnya.

Sementara itu jumlah formasi penerimaan CPNS untuk Kota Psp tahun ini sebanyak 210 orang. Rinciannya, untuk formasi tenaga guru sebanyak 108, kesehatan sebanyak 56, dan tenaga tekhnis 46. Tidak ada penerimaan untuk tamatan SMA sederajat.

Untuk formasi CPNS Pemko Padangsidimpuan lengkap silahkan di download disini dan disini

21 November 2010

PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS KABUPATEN TAPANULI SELATAN FORMASI 2010

Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Syahrul Martua Pasaribu, menegaskan bahwa seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2010 ini digelar secara transparan dan fair.

“Kita gelar secara fair,” tegas Bupati kepada wartawan usai ziarah di makam pahlawan Simago-Mago, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel dalam rangka memperingati hari Pahlawan 10 Nopember, Rabu (10/11).

Dalam penerimaan CPNS, Pemkab Tapsel bekerjasama dengan Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik Sumut dalam membuat dan memeriksa hasil ujian CPNS.

“Kawan-kawanlah yang menilai sendiri bagaimana USU. Itulah jawaban bahwa penerimaan CPNS tahun ini berlangsung fair,” tegas Bupati lagi. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tapsel, Drs Aswad Daulay MH menyebutkan hingga saat ini pihaknya belum ada menerima penetapan rincian formasi CPNS Tapsel 2010 dari Menpan.

Wakil Bupati Tapsel, Aldinz Rapolo Siregar menyampaikan kuota CPNS Tapsel tahun 2010 ini sebanyak 229 orang, tapi rincian tiap formasinya belum final dari Menpan baik untuk tenaga kependidikan, tenaga medis dan tenaga teknis lainnya. Wabup juga mengungkapkan penerimaan CPNS tahun 2010 ini digelar transparan.

Untuk formasi CPNS Pemkab Tapanuli Selatan 2010 lengkap silahkan di download disini



19 November 2010

PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS PEMKAB TAPANULI TENGAH FORMASI 2010

Untuk formasi CPNS Pemkab Tapanuli Tengah 2010 lengkap silahkan di download disini



PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS PEMKO SIBOLGA FORMASI 2010

Dari 360 jatah yang diperoleh Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2010 ini, kualifikasi pendidikan dari D-III Keperawatan dan D-III Komputer yang terbanyak untuk formasi kebutuhan CPNS di Kota Sibolga.


"Kualifikasi pendidikan dari D-III Keperawatan sebanyak 32 orang dalam formasi tenaga kesehatan, sementara D-III Komputer sebanyak 23 dalam formasi tenaga teknis," ujar Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)Kota Sibolga Eddy Johan Lubis di kantor Wali Kota Sibolga.

Kemudian, lanjut dia, disusul kualifikasi pendidikan dari D-III Kebidanan sebanyak 22, S-1 PGSD Guru kelas dan D-II PGSD Guru kelas untuk kebutuhan tenaga guru SD Negeri sebanyak 19, S-1 Ekonomi Akuntansi untuk tenaga teknis Penata Laporan Keuangan sebanyak 14, D-III Ekonomi Akuntansi/Keuangan untuk tenaga teknis Verifikator Keuangan sebanyak 13, S-1 Ekonomi Manajemen untuk tenaga teknis Penyusunan Program dan Evaluasi sebanyak 12, dan S-1 Komunikasi/Dakwah/Sosiologi/Sosiatri/Kesejahteraan Sosial untuk tenaga teknis Penyuluh Keluarga Berencana (KB)sebanyak 12.

Menurut Eddy Johan Lubis, sejak kemarin Selasa (16/11), pihaknya sudah melakukan penempelan pengumuman penerimaan CPNS di papan pengumuman kantor Wali Kota Sibolga Jalan Jl. Dr. Sutomo No. 26 A Sibolga dan dikantor-kantor Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Sibolga.

"Maka itu kepada masyarakat atau calon pendaftar CPNS yang ingin mengetahui informasi selengkapnya tentang pengumuman peneriamaan CPNS ini kita imbau agar mereka mendatangi kantor Wali Kota Sibolga tepatnya di depan pos jaga Satpol PP ada papan pengumuman dan kemudian dapat dilihat di papan pengumuman kantor-kantor Kecamatan serta Kelurahan se-Kota Sibolga," imbaunya.

Sementara itu, di kantor Wali Kota Sibolga sejak diumumkannya formasi CPNS Kota Sibolga di papan pengumuman di kantor itu, sejumlah masyarakat atau calon pendaftar CPNS sudah mulai terlihat berdatangan silih berganti untuk melihat kertas yang tertempel di papan pengumuman itu, namun warga tersebut terlihat tidak begitu ramai.Bagi mereka yang datang ada yang mencatat persyaratannya dan sebagian lagi hanya melihat untuk memastikan jumlah rincian formasi serta kualifikasi pendidikan CPNS yang diterima

Untuk formasi CPNS Pemko Sibolga 2010 lengkap silahkan di download disini

PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS PEMKAB MANDAILING NATAL FORMASI 2010

Penerimaan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2010 di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tinggal menunggu hari yang di laksanakan pemerintah daerah bersama seluruh provinsi Sumatra Utara, demikian di katakan Iswadi Sekretaris Satma Madina yang didampingi Kabid Infokom dan Politik Khairul Nasri Nasution, Sabtu (06/11) di Panyabungan.

“Kita berharap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS) 2010 di Madina harus tranparans dan akuntabilitas agar bebas dari KKN, dan jangan ada mengambil keuntungan untuk menjaring calon pemerintahan yang berkualitas dan bermartabat ke depan. Pemerintah Daerah harus lebih terbuka dalam formasi CPNS 2010, agar kerjasama dengan Universitas yang ada di Sumatra Utaraa (Sumut) seperti USU dan Unimed tidak sepeti tahun sebelumnya yang berkerjasama dengan Universitas Padjajaran di Pulau Jawa,” kata Iswadi

Lanjutnya, kepala daerah harus bersikap netral dan tegas kepada calo-calo yang mengambil keuntungan dari penerimaan CPNS, demi terciptanya pemerintah yang Good Goverment dan Clean Goverment. Kita melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya penerimaan CPNS adalah sebagai proyek besar bagi kepala daerah yang masih cenderung pada isilah 3D, Duit, Deking dan Dukun. Kalau ini terus-terusan yang menjadi patokan dalam kehidupan berbangsa kapan kita bisa mampu memperbaiki Negara ini dari krisis moral masyarakat dan pemerintahan yang carut marut,” tukasnya.

Hal senada juga di ungkapkan Tokoh Pemerhati Sosial dan Politik Baktar Nasution di Panyabungan, Sabtu (06/11). Menurut dia, pupus sudah nasib si miskin untuk menjadi CPNS. “Saya dengar isu-isu berkembang di kalangan masyarakat Madina untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) saja harus ada uang Rp.70 juta hingga ratusan juta, penerimaan CPNS sudah dijadikan ajang bisnis tidak ada lagi kesempatan untuk si miskin menjadi pegawai negeri sipil (PNS ).

Baktar berharap kepada Pj Bupati Mandailing Natal Ir.Aspan Sopian Batubara MM.agar mencari orang yang benar-benar bisa menjadi seorang pegawai negri sipil yang mempunyai wibawa, dan kemampuan jangan hanya mempunyai uang atau deking sehingga memberi kesempatan bagi si miskin yang tak mempunyai uang tapi mempunyai kemampuan.

Soal Muatan Lokal akan Dibuat

Bagi pelamar CPNS di Pemkab Madina tahun 2010 ini, jika telah lulus ujian seleksi nantinya akan mengikuti tes urine untuk mendeteksi apakah terlibat narkoba atau penyakit lainnya. Bukan itu saja, dalam penyusunan soal-soal ujian, Pemkab juga akan memasukkan soal tentang kultur Madina untuk mengisi soal muatan lokal.

Hal ini diungkapkan Pj Bupati Madina Ir H Aspan Sofian Batubara MM melalui Kepala Bagian Humasy, M Taufik Lubis SH, Kamis (18/11).

Diutarakan Taufik, penerimaan CPNS akan dilaksanakan sesuai mekanisme dan peraturan yang ada, apalagi mengenai kesehatan fisik pelamar. Di mana dalam hal ini termasuk salah satunya mengikuti test urine untuk mengantisipasi CPNS yang terlibat narkoba dan penyakit lainnya. “Kita akan lakukan tes urine bagi CPNS yang telah lulus ujian penyaringan dan hasilnya akan dilaporkan kepada MenPAN & RB. Kemudian sebelum prajabatan juga akan dites lagi, jadi kebiasaannya akan ditest dua kali,” sebut Taufik.

Tes urine akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan Kabupaten Madina. Namun megenai waktu dan tanggalnya, belum ditetapkan.

“Belum ditetapkan tetapi yang pasti tes urine itu akan tetap dilakukan seperti penerimaan sebelumnya,” sebut Taufik.

Dijelaskannya lagi, Pemkab Madina dalam pembuatan soal akan memasukkan soal-soal daerah untuk muatan lokal. Sebab, sungguh tidak logis apabila pelamar yang lulus nantinya tak mengetahui sedikitpun tentang kultur Kabupaten Madina.

“Kita juga membuat soal daerah dan jumlahnya belum ditetapkan. Seperti tahun lalu kita juga menyiapkan soal daerah seperti jumlah kecamatan di Madina, tanggal dan tahun berapa Kabupaten Madina dimekarkan,” ungkapnya.

Kepala BKD Madina Asrul Daulay SIP menambahkan, pelamar yang tidak memenuhi persyaratan tidak dibenarkan untuk melamar dan mengikuti ujian penerimaan CPNS.

Kemudian, berkas lamaran yang sudah diserahkan tidak dapat diminta kembali dan menjadi arsip Pemkab Madina. Dan bagi pelamar yang memalsukan identitas atau dokumen akan dilimpahkan kepada pihak yang berwajib untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Pelamar yang menggunakan ijazah sementara atau Surat Keterangan Tanda Lulus Sementara tidak dibenarkan untuk melamar atau mengikuti ujian penyaringan. Dan apabila panitia membutuhkan dokumen asli, pelamar harus dapat menunjukkan, sedangkan untuk perlengkapan ujian yakni perlengkapan ujian yang harus dibawa oleh setiap peserta ujian yakni Nomor Ujian, Pensil 2B dan penghapus, alat tulis dan handboard, tidak menggugat keputusan hasil ujian penyaringan CPNS Madina 2010.

Untuk formasi CPNS Pemkab MADINA 2010 lengkap silahkan di download disini


PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS KABUPATEN LABUHAN BATU FORMASI 2010

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2010 ini, akan menerima 219 Orang CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dari pelamar umum dengan kualifikasi pendidikan dari berbagai jurusan yang akan dipekerjakan sebagai Tenaga Guru 98 orang, Tenaga Kesehatan 66 orang dan Tenaga Teknis 55 orang.

Sebagai informasi kepada masyarakat yang ingin melamar, Pendaftaran CPNS ini dimulai tanggal 20 Nopember s/d 4 Desember 2010, khusus untuk Tenaga Guru supaya mendaftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu, untuk Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu sedangkan untuk Tenaga Teknis mendaftar di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Labuhanbatu.

Lebih lengkapnya pengumuman Bupati Labuhanbatu tentang Penerimaan CPNS tahun 2010 ini, dapat dilihat langsung di Papan Pengumuman Bagian Humas, Infokom Setdakab Labuhanbatu (Kantor Bupati), Kantor BKD Labuhanbatu, Kantor Dinas Pendidikan Jalan Menara Rantauprapat dan melalui Internet di www.labuhanbatukab.go.id.

Bupati Labuhanbatu dr.H.Tigor Panusunan Siregar, Sp.PD dalam rapat tentang penerimaan CPNS ini, Selasa (16/11) pagi menegaskan, secara nasional, Penerimaan ini harus terbersih, untuk anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Marauke.

Sedang kepada panitia agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelamar saat pendaftaran. Bekerjalah sesuai ketentuan, berlakukan hukum "Hitam Putih" di panitia penerimaan tanpa ada pilih kasih, bantu Pemkab Labuhanbatu untuk mendapatkan CPNS yang terbaik.

Khusus kepada para pelamar, bupati juga mengingatkan, aat testing atau ujian berlangsung baik panitia maupun peserta dilarang membawa HP, tas maupun buku ke dalam ruangan. Bagi peserta yang terlambat sampai batas waktu 10 menit akan dikeluarkan dan tidak bisa mengikuti testing atau ujian, sebab keada peserta sudah diberikan tenggang waktu 5 menit.

Kepada para pelamar bupati juga mengingatkan, agar jangan coba-coba percaya dengan calo yang menjanjikan, mengurus dan meluluskan CPNS, karena itu akan merugikan diri sendiri, sebab Pemkab Labuhanbatu sudah tiga tahun terakhir ini melaksanakan penerimaan CPNS dari pelamar umum dilakukan secara bersih dan murni, ucap Tigor

Untuk formasi CPNS Pemkab Labuhan Batu 2010 lengkap silahkan di download disini

PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS KABUPATEN PADANG LAWAS FORMASI 2010

Semakin dekatnya penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Padang Lawas (Palas) tahun 2010 dimanfaatkan oleh segelintir calo CPNS. Calo tersebut mengaku dapat meluluskan seseorang dengan syarat memberikan sejumlah uang. Satu kursi CPNS untuk tingkat pendidikan S1 atau sarjana dipatok sekitar Rp100 juta, DIII sekitar Rp80 juta, dan setingkat SMA Rp60 juta.

Salah seorang calon pelamar CPNS, yang tak ingin namanya di sebut, mengaku mendapat informasi dari beberapa warga, untuk sarjana jika ingin lulus CPNS harus membayar Rp100 juta. “Kalau ngurus, bisa lulus CPNS. Rp100 juta untuk sarjana. Bekingnya katanya pejabat Pemkab,” ujarnya, kemarin.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Palas, Drs Hamzah Hasibuan ketika dikonfirmasi METRO, Kamis (18/11), mengimbau masyarakat untuk tidak percaya kepada calo, apalagi calo yang mencatut nama pejabat di lingkungan Pemkab Palas dengan meminta uang kepada calon pelamar agar bisa lulus menjadi CPNS.

“Isu tersebut tidak benar. Hingga saat ini kita melakukan pelaksanaan penjaringan penerimaan CPNS dengan seketat-ketatanya sesuai mekanisme petunjuk Menpan & RB (Kementerian Pendayagunaan Paratur Negara dan Reformasi Birokrasi). Jangan percaya sama calo, karena itu tidak benar. Kita khawatir akan banyak masyarakat nantinya akan menjadi korban calo jika mempercayainya,” kata Hamzah.

DPRD Diminta Kawal Ketat

Ketua GP Anshor Kabupaten Palas Abdul Rahman Daulay meminta DPRD Palas mengawal ketat pelaksanaan CPNS tahun ini. “DPRD harus membentuk tim, jangan bentukan pemerintah,” ucap Rahman.

Ketua Pemuda Islam Kabupaten Palas, ustadz Samrul Fuad Nasution SHI SPdI menegaskan, bagi mereka yang menyogok dan disogok dalam memuluskan suatu keinginan, hukumnya secara Islam adalah haram dan masuk neraka.

Hal tersebut berdasarkan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang perawihnya Sohih Bukhori dan Muslim.

Diutarakannya, Bupati Palas Basyrah Lubis dan Wabup H TSO diminta untuk tidak coba-coba melakukan ‘jual kursi’ dalam penerimaan CPNS tahun ini. Sebab yang akan merugi nantinya adalah rakyat Palas sendiri.

“Yang harus kita pikirkan bersama agar PNS yang duduk nantinya karena brilian atau pintar otaknya, bukan karena banyak duitnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, jumlah CPNS Palas yang akan diterima sebanyak 360 orang. Rinciannya, untuk tenaga guru 130 orang, tenaga kesehatan 107, dan tenaga teknis 123 orang.

Sumber : http://apakabarsidimpuan.com/

Untuk formasi CPNS Pemkab PALAS 2010 lengkap silahkan di download disini

21 Oktober 2010

STRUKTUR ORGANISASI SMKN 1 BATANG ANGKOLA (NEW UPDATE)


KEPALA SEKOLAH
ADANAN HARAHAP,S.Pd
NIP 132 183 692

WAKIL BIDANG KURIKULUM
SYARIFUL MAHYA,S.TP
NIP. 400 053 404

WAKIL BIDANG SARANA PRASARANA
SORI MONANG SIREGAR, S.Pd
NIP. 400 059 056

WAKIL BIDANG KESISWAAN
ABDUL HAMID,S.Pd
NIP. 131 401 668

WAKIL BIDANG DUNIA USAHA & DUNIA INDUSTRI
MUHAMMAD THOIB PRAWIRA, ST
NIP. 197801012009041002

KETUA PROGRAM STUDI :
1. TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF (TMO) : DOROSLYN MAIJONES SIMAMORA, S.Pd
NIP.

2. TEKNIK AUDIO VIDEO (TAV) : KARIM AKMAL DALIMUNTHE, ST
NIP. 197511172009041002

3. TEKNIK PEMESINAN (TP) : FAISAL RANGKUTI, ST
NIP. 19760808 201001 1 010

GURU – GURU :
1. MHD. ISA, S.Pd NIP. 131 252 465
2. AMRON AMAN, S.Pd NIP. 132 183 598
3. NIRMALA SARI, S.Pd NIP. 400 053 372
4. RAHMA NUDAWIYAH Srg, S.Pd NIP. 400 059 054
5. TATY HARYANTI, S.Ag NIP. 400 078 915
6. ROSMINA, S.Pd NIP. 400 089 891
7. PARIDAWATI NASUTION, S.Pd NIP. 400 090 302
8. EDI DARDI, S.Pd NIP. 400 090 458
9. DERFINA HEPPY, S.Pd NIP. 400 090 417
10. SALMAIYAH, S.Ag NIP. 400 090 276
11. NURAINI, S.Pd NIP. 400 090 234
12. LANNA HAIRANI, S.Pd NIP. 400 090 272
13. LENI MARLINA, S.Ag NIP. 400 090 301
14. LINDA NORA, S.Pd NIP. 400 090 275
15. AISYAH FITRI, S.Pd NIP. 198208052009042004
16. RIDUAN SALEH, S.Pd NIP. 198006172009041004
17. MURSIDA SIREGAR, S.Pd NIP. 197910122009042004
18. ELIDA HAFNI HARAHAP, S.Pd NIP. 198509242009042007
19. YULI SAFITRI SIREGAR, S.Pd NIP. 198407212009042005
20. RONI RAHMAT, S.Pd NIP. 198201092009041004
21. PURBA ZAINUDDIN AS, S.Pd NIP. 197802102009041003
22. ALIMATUSSAKDIAH, S.Pd NIP. 198305062009042003
23. FARHAN HIDAYAT, S.Pd NIP. 197811062009041001
24. ALI NURRAKHMAD SIREGAR, ST
25. ABDI NEGARA NAPITUPULU, ST
26. BATARA MULYA HARAHAP, ST
27. NOGI HANDEPI, S.Pd
28. NOVITA HARIYANI, ST
29. NANA OTRIANA ROSA, S.Sn
30. RAHIM, S.Pd
31. SUENDRI, ST
32. Drs. TUNGKET MUDA
33. ROBINSON
34. RAHMAT SALEH LUBIS
35. ROBIANA HARIANJA
36. MUZAMMIL, S.PD.I
37. MESRAWATI, S.Pd
38. IKHWAN JULIANDI, S.Pd
39. MANGAMAR PORTIBI, S.Pd
40. MAHYUNI HARAHAP, S.Pd
41. DEWI FAUZIAH HARAHAP, S.Pd
42. IRWAN EFENDI
43. RAHMAD HIDAYAH, S.Pd
44. LASMI ANI CHANDRA, S.Pd
45. HILDA HOLILA LUBIS, S.Pd
46. SAFWAN DAHRIL NASUTION, ST
47. ELI EZE RITONGA, ST
48. FARIDA HANUM
49. AHMAD SUPRIADI
50. FITRI RISKI ANNORA, S.Pd
51. MURNI ELIDA HSB, S.Pd

26 September 2010

Bicara tak Sopan, Sertifikat Sertifikasi Dicabut


Sertifikasi guru bukanlah hak, namun itu merupakan kewajiban yang harus dipertangungjawabkan oleh guru yang memperoleh sertifikasi tersebut. Karena salah mengartikan ini, salah seorang orang guru di kota Padang dicabut sertifikat sertifikasinya.

Hal ini disampaikan kepala Dinas Pendidikan Bambang Sutrisno. Menurutnya guru yang di cabut sertifikasinya ini lantaran etika atau pribadi guru ini telah cacat. Padahal, etika dan kepribadian ini adalah salah satu kompetensi yang dinilai dari guru untuk mendapatkan sertifikasi.

“Kita mencabut sertifikasi salah seorang guru yang ada di kota Padang lantaran guru ini telah berkata tidak sopan kepada pegawai Dinas Pendidikan saat mengurus soal sertifikasinya di Dinas Pendidikan. Tidak hanya pada pegawai. Bahkan, kata-kata tidak sopan tersebut dilontarkannya pada saya sebagai kepala dinas pendidikan,”beber Bambang.

Tidak hanya sertifikasinya yang dicabut, kata bambang, namun hak mengajar pun juga dicabut. Hari ini Rabu (22/9/2010) SK pencabutan itu akan keluar dan guru yang biasa mengajar di SMU 10 Padang ini akan dipindahkan dinas di kantor Dinas Pendidikan.

Disebutkan, pada umumnya guru yang mendapatakn sertifikasi salah artikan sertifikasi ini. Mereka menganggap sertifikasi yang diperoleh adalah hak mereka. Namun, sebenarnya sertifikasi adalah kewajiban mereka. Setelah mendapatkan sertifikasi ini seharusnya kompetensi mereka sebagai seorang guru semakin bagus.

Sejauh ini Bambang mengatakan, sertifikasi yang telah dikantongi oleh 3900 dari 10.000 guru yang ada di kota Padang hanya membuat guru lebih memikirkan materi.

“Mulai dari bersaing untuk memperebutkan sertifikasi ini, sampai pada pengambilan uang nanti. Yang mereka urus ke sini itu hanya uang. Padahal, tanpa mereka ke Dinas Pendidikan pun uang ini tetap akan dikirim ke rekening mereka,” ujar Bambang.

Dikatakan, sertifikasi ini bisa dikatakan hak manakala mereka telah menujukkan kewajiban mereka setelah mengantongi sertifikasi dengan cara menunjukkan kinerja dan keberhasilan mereka sebagai guru.

Terakhir ditegaskannya, agar para guru betul-betul menjaga kompetensi mereka seperti kompetensi dalam pemberian materi, Kompetensi Sosial, Kompetensi Pribadi dan kompetensi etika. Karena jika salah satu saja kompetensi yang menjadi penilaian saat mendapatkan sertifikasi ini cacat. Maka sertifikasi akan bisa dicabut kembali.

Untuk pencabutan sertifikasi ini kepala Dinas Pendidikan diberikan hak. Tentunya pencabutan ini sesuai dengan payung hukum yang berlaku.

Pola Asuh Yang Kaku Menciptakan Pribadi Yang Kacau Balau


Banyak orang merasa hidup kurang beruntung. Mereka merasakan dunia ini tidak indah- terasa suram, sempit dan kurang berpihak kepada mereka. Hal ini terjadi gara-gara mereka dibesarkan di rumah- di lingkungan- dengan orang tua (keluarga) yang mengasuh anak tanpa memberikan rasa aman dan rasa tenang. Suasana ramah tamah dan komunikasi yang penuh dengan kelembutan menjadi sesuatu yang mahal untuk diperoleh.

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua (juga pengganti orang tua) yang bersifat kaku- banyak menonjolkan unsur kekerasan dan amarah- sangat berpotensi menjadikan anak sebagai manusia yang pribadi kacau balau. Karakter mereka juga bisa jadi kasar, emosional, beringas, mahal senyum- hingga juga cenderung menjadi skizoprenia (pribadi yang terbelah) atau juga disebut dengan gila.

Perubahan pola asuh yang dilalui seseorang dalam hidupnya, terutama selama masa anak-anak dan remaja- yang begitu kontra sangat berpotensi melahirkan mentality-shocked (kejutan mental) pada diri seseorang. Hendro mengalami mentality shocked saat masih berusia muda. Itu gara-gara perobahan pola asuh. Betapa sebelumnya ia merasa bahagia karena dibesarkan oleh ibunya sendiri yang penyabar dan lembut. Ibunya sendiri punya karakter sangat pencemas dan berprasangka bahwa lingkungan bisa menjadi sumber kerusakan moral bagi anaknya.

Sang ibu khawatir kalau Hendro menjadi anak nakal/ bandel. Maka mulailah ia memberikan sejumlah larangan. “Tidak boleh menonton film sembarangan dan acara TV yang dipandang jorok, tidak boleh bergaul dengan anak tetangga, tidak boleh pulang terlambat, tidak boleh berbohong”. Jadinya aktivitas Hendro hanya terfokus di dalam rumah semata.

Suatu ketika musibah datang. Ibu tercintanya terkena serangan jantung dan meninggal. Untuk selanjutnya, Hendro pindah ke dalam asuhan Bude (kakak mama), seorang janda dengan enam orang anak. Ia berkarakter tegas. Apakah si kecil Hendro bisa beradaptasi dengan pola asuh bude yang sangat kontra dengan ibunya sendiri ?

Selama tinggal bersama Bude, Hendra hampir tidak pernah memperoleh senyuman, kelembutan kata-kata dan juga kesempatan bertutur kata- berbagi cerita dengan siapa saja dalam rumah. Barangkali karena beban hidup yang pelik dan anak-anak yang banyak membuat Budenya juga sulit untuk tersenyum dan beramah tamah. Lengkap sudah Bude menjadi figur ibu pengganti yang kaku dan dingin.

Gaya komunikasi (gaya bahasa) Bude dengan Hendro cukup kaku, hanya sebatas memberi perintah dan larangan. “Selama tinggal di rumah ini, tugas kamu adalah ini…, ini… dan ini…,(membersihkan kamar mandi, menjaga air bak mandi tetap penuh dan juga menjaga pekarangan rumah bebas sampah sepanjang hari), kemudian kamu dilarang melakukan ini ….dan itu…” Usai melaksanakan tugas yang diberikan Bude, maka Hendro mengurung diri dalam kamar. Ia tidak berani untuk banyak ngobrol dengan Bude yang mudah galak (pemarah). Sementara itu ia kurang punya pengalaman dalam pergaulan.

Hari-hari terasa panjang. Hendro menyibukan diri dengan membaca dan dengan fikirannya sendiri. Di sekolah, ia juga tidak punya teman akrab. Ia malah cenderung menyendiri, ini disebabkan karena kurang mengenal seni bergaul yang baik.

Hendro hanya mampu bertahan hidup bersama budenya dengan fikiran normal selama tiga tahun. Tahun keempat ia terlihat depresi. Ia tidak mampu lagi menatap wajah orang, kalau dilihat maka ia mengalihkan pandangannya atau berjalan merunduk. Selanjutnya ia menjadi acuh terhadap penampilannya, rambut awut-awutan, muka jerawatan dan gigi tidak terurus. Barangkali itulah awal gejala skizoprenia- alias pribadi yang terbelah.

Kemudian ada figur yang bernama Garin. Ia lebih beruntung karena tinggal bersama kakak-adik dan ke-dua orang tuanya. Ia dibesarkan oleh orang tua sendiri, namun mengapa ia bisa jadi depressi ?

Sejak kecil hingga akhir masa remaja, Garin terlihat normal seperti halnya anak-anak lain. Ia bisa bergaul secara normal di sekolah dan di rumah. Ia mengikuti kegiatan sepak bola dan ikut bergabung dengan klub sepak bola. Namun dalam hal berkomunikasi, Garin cuma bertutur kata/ berbagi cerita dengan teman-teman sebaya. Di rumah sendiri ia memilih banyak diam. Itu karena kakak dan kedua orang tuanya tidak mengembangkan pola kebersamaan. Di rumah jarang terjadi canda dan tawa. Yang ada malah suasana marah dan bahasa yang bernada memerintah dan melarang. Kakak-kakak cuek dan ibu bapa berkarakter masa bodoh. Pola komunikasi di rumah memang terasa kaku dan dingin.

Garin tidak memiliki cita-cita di masa depan. Tamat dari SMA ia mengalami kebingungan dan tidak tahu dengan siapa harus berbagi rasa- curhat. “Dengan kakak, takut diejek dan dengan orang tua juga tidak ada respon”. Mereka juga tidak mengerti dengan hakekat masa depan. Jadilah Garin beranjak dewasa tanpa cita-cita, selanjutnya ia membenamkan diri dalam kamar. Masa depannya suram, diri terasa tidak berguna dan emosinya mudah meledak. Garin mengalami putus asa, stressed dan depresi dan butuh pil penenang setiap saat. .

Zamri dan Eriko, dua orang anak muda yang tumbuh dengan kondisi mental porak pranda sebelum dijemput oleh kematian dalam usia sangat muda. Derita kemiskinan yang dialami oleh orang tua mendorong Zamri untuk memilih sekolah SMK sebagai jalan pintas, dengan harapan pendidikan bisa cepat selesai dan cepat pula dalam memperoleh pekerjaan. Itu berarti cepat pula ia untuk bisa berbakti kepada orang tua.

Zamri menjadi anak yang sangat diharapkan orang tua agar bisa mengubah hidup. Ternyata Zamri yang miskin dengan pengalaman hidup dan pengetahuan yang tidak memadai merasa terbebani oleh harapan orang tua yang sangat berlebihan. Zamri hanya mampu bermimpi dan berandai-andai. Sekali lagi bahwa ia sendiri tidak punya banyak pengalaman hidup- life skill- untuk mewarnai kehidupan ini. Zamri merasa bahwa sekolah hanya bisa memberi mimpi dengan segudang teori dan bukan solusi.

Tamat dari SMK, Zamri mencoba untuk mengadu untung di metropolitan. Dengan modal nekad dan selembar ijazah, ia berangkat menuju ibu kota. Ia terdampar dan tidak tahu untuk berbuat apa maka ia dipulangkan oleh Dinas Sosial ke kampung halaman. Merasa hidup gagal dan juga kepribadian yang lemah membuat zamri jadi depresi, kesehatan yang memburuk terus membuatnya menutup mata di usia muda.

Hal yang sama juga dialami oleh Eriko. Ia anak yang tumbuh ibarat rumput liar- tumbuh sendiri dan tidak banyak memperoleh sentuhan lembut orang tua dan sanak saudara. Peran orang tua hanya sebagai pemberi makan, minuman dan pakaian. Tidak begitu peduli tentang urusan pendidikan. Bila ia melakukan kesalah sebagai seorang anak kecil- berkata jorok dan mencuri hal hal kecil milik saudaranya, maka Eriko segera memperoleh corporal punishment- hukuman fisik- seperti tendangan, pukulan dan cambukan.

Bisa jadi ayahnya salah memahami pribahasa yang berbunyi ”saya dengan kampung ditinggalkan dan sayang dengan anak dilecuti”. Atau orang tuanya pernah berteori bahwa supaya karakter anak tidak menjadi-jadi maka ia perlu disakiti. Cara mendidik/ pola pengasuhan yang demikian membuat Eriko merasa “tidak ada rasa aman dan rasa damai di rumah lagi”.

Pola asuh yang keras dan kasar terjadi karena gaya kepemimpinan orang tua yang otoriter, berpotensi membuat anak berkarakter keras dan jahat, Eriko agaknya juga berkarakter agresif terhadap teman-teman. Pada akhir masa remaja, ia merasa kesepian. Teman-teman sebaya sudah pergi merantau atau mencari jodoh dan pekerjaan. Ia kurang mampu beradaptasi dan bergaul dengan banyak orang. Dalam keluarga ia merasa ditolak dan dengan teman teman juga merasa tidak diterima. Ia merasakan dunia begitu kelabu, sempit dan tidak bersahabat. Ia banyak mengurung diri dan sibuk membenamkan diri dalam illusi, jadi depresi dan berakhir dengan kematian juga di usia dua puluhan.

Pola asuh yang kaku berpotensi membuat seseorang berkarakter kaku pula. Pola asuh ini membuat seseorang menjadi miskin dengan pengalaman emosional dan bersosial sehingga susah untuk mengekspresikan perasaan. Gejala ini dialami oleh Miss.Eti dan Bernard.

Miss Eti terlahir sebagai putri- anak kedua- dari tujuh orang bersaudara. Kematian sang ayah membuat ibu menjadi janda, tanpa keterampilan hidup yang memadai. Maka anak-anak terpencar-pencar berpindah ke dalam pengasuhan orang lain. Miss Eti jatuh ke dalam pengasuhan sebuah keluarga tanpa nak dan kurang memiliki pengalaman tentang membesarkan anak.

Agar Miss Eti tidak menjadi gadis yang berandal menurut versi fikiran ibu asuh, maka ia memberikan sejumlah aturan dan sejumlah larangan. “Dilarang bergaul dengan anak-anak tetangga yang diperkirakan nakal, dilarang mengenal laki-laki, dilarang pulang terlambat, dilarang bersenang-senang agar tidak jadi pemalas”. Maka Miss Eti diperlakukan mirip sebagai pembantu oleh ibu asuhnya.

Miss Eti memang bisa beradaptasi dan ia tumbuh menjadi gadis yang patuh dan tidak suka protes. Hidupnya terlihat sunyi, mungkin ia tidak mengenal betapa indahnya jatuh cinta. Over protektif dan banyak larangan membuat Miss Eti susah untuk bisa tersenyum apalagi untuk beramah tamah. Ia sempat menikah, namun karena tidak belajar mengenal pria membuatnya ketakutan dalam perkawinan. Untung sang suami bisa menerimanya sebagai istri apa adanya- kehilangan percaya diri. Ia sendiri sering menjadi bad mood dan berucap “Apakah aku masih cantik ?”

Kesulitan hidup dan perceraian dengan suaminya membuat Ibunya Bernard menyerahkan pola pengasuhan Bernard kepada pamannya. Namun Bernard dalam pengasuhan tidak memperoleh banyak sentuhan emosi- ungkapan kasih sayang. Ia hanya diberi tugas memelihara ternak, bila ada kesalahan “ya dibentak dan dimarahi”. Ia melalui hari-hari yang juga tidak indah, namun mampu beradaptasi dengan kehidupan yang keras ini melebihi dua puluh tahun. Hingga akhir usianya sudah di atas kepala tiga (usia 35 tahun). Pihak keluarga segera memintanya untuk mengakhiri masa lajang, namun ia berkata “Bagaimana aku bisa menikah karena aku tidak bisa mencintai wanita dan mengatakan I Love You”.

Di saat persoalan hidup makin sulit dan makin rumit. Tekanan hidup dari luar makin bertambah, maka apakah masih layak bagi kita yang hidup di zaman moderen ini mengadopsi pola pengasuhan yang kaku terhadap orang-orang dan anak-anak yang berada dalam pengasuhan kita. Sangat bijak bagi kita menyingkirkan karakter kaku tersebut. Yang tepat untuk kita terapkan adalah memberikan suasana aman, damai dan penuh kasih sayang. Kita perlu menjauhan orang yang berada dalam pengasuhan dari kata-kata kasar. Karena manusia itu unik, setiap orang tentu punya karakter tersendiri. Kita perlu beradaptasi dengan semua karakter yang berada dalam pengasuhan kita. Bila kita ingin merubah karakter mereka, mari pakai cara-cara yang sejuk tanpa pemaksaan dan yang persuasive. Tokoh-tokoh di atas nyata, namun nama dan settingnya sudah dimodifikasi.

Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

15 September 2010

Sarjana Rendah Hati Lebih Laris


Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

Dunia usaha selalu membutuhkan orang-orang yang cerdas. Orang-orang cerdas bisa jadi berasal dari keluarga cerdas dan sekolah yang hebat. Seseorang mungkin berfikir bahwa sekolah yang hebat mampu menghasilkan siswa yang hebat atau cerdas karena sekolah tersebut memiliki standard disiplin yang tinggi, guru yang tegas, berwibawa dan mahal senyum, sementara fokus aktivitas siswanya adalah selalu belajar dan berlatih. Namun dalam kenyataan bahwa kondisi pembelajaran di sekolah yang hebat, bukanlah demikian (?).

Pengalaman saat mengunjungi sekolah- sekolah berkualitas- sekolah unggulan, dengan uang sekolahnya sangat mahal- dijumpai kondisi sekolahnya yang begitu harmonis dan damai, hubungan antara guru-siswa yang rileks, berinteraksi melalui bahasa yang lembut dan santun. Sementara staff dan kepala sekolah tidak pernah memperlihatkan karakter yang berlebihan- dingin dan arrogant. Sebaliknya ada sekolah yang dipromosikan sebagai sekolah- lembaga pendidikan yang berkualitas- menerapkan disiplin yang hebat- ketat dan kaku- dalam kenyataan populasi siswanya merosot terus.

Pemilihan ketua osis (organisasi intra sekolah) yang dicampuri oleh kekuasaan sekolah biasanya akan memilih ketua osis yang yang cerdas namun dipandang berkarakter arrogant dan suka mengatur oleh sebahagian anggotanya. Demilkian pula dalam pemilihan Kepala Desa, Wali Nagari, Bupati/ Wali Kota dan pemilihan Gubernur yang dipengaruhi oleh kekuatan dari atas biasanya juga akan memilih tokoh yang hebat dalam berpidato, namun berkarakter otoriter, arrogant dan suka mengatur. Sebaliknya pemilihan tokoh (ketua osis, Kepala Desa, Wali Nagari, Bupati/ Wali Kota dan Gubernur) yang dipilih oleh anggota/ rakyat, mereka akan memilih tokoh/ figure yang cerdas atau hebat namun rendah hati.

“Pilihlah orang yang cerdas dan rendah hati..!” Fenomena ini juga terjadi dalam dunia usaha/ dunia kerja: perusahaan swasta, dan BUMN. Ada salah seorang sarjana lulusan Universitas di daerah bisa memperoleh posisi pekerjaan di perusahaan yang bergengsi di ibu kota (Jakarta). “Mengapa anda bisa memperoleh pekerjaan dengan posisi yang bagus di metro politan dan mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan hebat seperti UI, ITB, IPB, UNPAD, Gajah Mada, dan lain-lain ?” Dia menjawabnya bahwa keunggulannya yang dinyatakan selama wawancara- ia dinyatakan sebagai sarjana berkualitas yang rendah hati. Kalau ini menjadi fenomena maka sarjana cerdas namun berkarakter angkuh, arrogant, otoriter dan egoist akan tidak laku dalam dunia kerja. Namun apakah banyak mahasiswa dan para sarjana yang tahu dengan fenomena ini ? Bisa jadi “ya” dan bisa jadi “tidak”.

Sampai detik ini, cukup banyak orang tua yang memasung anak di rumah atas nama pendidikan atau kasih sayang. Mereka hanya memaksa dan memotivasi anak sekedar belajar dan mengikuti berbagai macam kursus mata pelajaran. Namun mereka tidak diberi pengalaman tentang kecakapan hidup- mengikuti kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan di luar rumah lainnya, karena dianggap sebagai buang-buang waktu dan mengganggu pelajaran. Pada akhirnya anak memang tumbuh jadi cerdas secara akademik namun mereka kurang memilki kepekaan sosial- cuek, acuh dan masa bodoh terhadap sesama.

Begitu pula dengan kodisi pembelajaran di banyak sekolah. Para guru mungkin sekedar mengejar pencapaian kurikulum. Menghardik, membentak dan mengancam agar siswa bisa tertib dan mengikuti disiplin. Ini merupakan suasana belajar dengan guru-guru yang bergaya otoriter. Dalam kenyataan bahwa gaya belajar yang memaksa, menggertak, mendikte, mengejek bisa berpotensi dalam mematikan motivasi dan semangat belajar anak didik.

Namun, saat sarjana cerdas yang rendah hati, menjadi fenomena di dunia. Orang cerdas yang rendah hati lebih disukai dari pada mereka yang cerdas namun sombong, arrogant, dan tinggi hati. Maka kini masyarakat- guru dan orang tua perlu untuk meresponnya dalam praktek edukasi di rumah dan di sekolah.

Program belajar yang diyakini bisa membuat anak bisa jadi cerdas namun rendah hati selalu diminati. Learning center yang bisa membantu anak jadi cerdas dan rendah hati juga menjadi ngetrend, walau biaya belajarnya mahal- selalu diserbu.

Ada learning center sebagai tempat belajar dan bermain, yang merancang program belajar dan bermain agar anak tumbuh cerdas dan peka terhadap sosial (www.playhousedisney-asia.com) menawarkan aktivitas seperti :let your preschooler get a headstart through fun learning in the world filled with discovery and imagination on play house, designed for kids- fun learning in a world. Tentu saja aktivitas ini berada di tempat belajar yang menyenangkan- membuat anak cerdas namun rendah hati- adalah dengan menyediakan sarana belajar dan bermain dalam kelompok teman sebaya. Di sana mereka ditemani oleh guru yang berkarakter penyayang- menyayangi dan membimbing anak-anak untuk melakukan discovery (penemuan).

Sarana belajar yang berorientasi discovery tidak perlu serba mahal. Sarana belajarnya bisa jadi berupa tanah, pasir, kerikil, rumput, serangga, hewan kecil, balok-balok, cangkul kecil, bangku kecil, pisau tumpul, dan lain-lain yang bisa digenggam oleh tangan kecil dan mengoperasikannya. Yang penting di sana tidak ada suasana menakutkan- gertakan, kemarahan guru/ orang tua, penekanan dan permusuhan. Namun yang ada musti suasana pencarian, kebersamaan, semangat eksplorasi yang diperkaya dengan pujian dan pompa semangat.

Mushola dan surau juga bisa menjadi learning center di daerah perumahaan- untuk menciptakan anak-anak yang cerdas dan rendah hati. Kegiatan didikan subuh, dimana ada anak yang bertanggung jawab sebagai protokol, pembaca do’a, pembaca ayat/ bacaan sholat, juz amma, zikir dan kultum (kuliah tujuh menit) yang mengkondisikan mereka tampil di depan sesamanya. Ini cukup ampuh untuk membuat mereka tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi. Selanjutnya bahwa musholla dan surau juga bisa efektif sebagai learning centre untuk daerah perumahan apabila di sana juga ada kegiatan reading society, kesenian dan olah raga.

Kini apalagi ? Ya, orang tua yang berkarakter cerewet, pemarah, dan suka menekan dalam mendidik sudah tidak zamannya lagi. Juga sudah tidak zamannya lagi bagi guru yang cuma mendidik sekedar membayar tugas. Lebih peduli terhadap kerapian dan kelengkapan administrasi/ RPP namun tidak berkarakter kreatif dan inovatif sebagai seorang guru. Apalagi bila mereka miskin dengan pengalaman paedagogi, wawasan dan informasi, serta lfe skill.

How to do and what to do ? Sri wahyudi, salah seorang murid penulis ketika belajar di SMA, adalah cuma seorang anak pedagang es keliling yang selalu meningkatkan kualitas percaya diri. Ia ikut tampil dan ikut berbicara di depan teman-teman. Kesempatan seperti itu bisa meningkatkan rasa percaya diri. Di rumah ia juga ikut meringankan kerja orang tua. Ia juga ikut bergaul dan berinteraksi dengan anak-anak tetangga- berendam air, main lumpur, mencari serangga, mengembara di sawah, namun juga serius dalam belajar dan membaca. Ia mencoba untuk berdialog dengan banyak orang dan mengunjungi banyak tempat. Setelah tamat kuliah, maka ia menjadi sarjana yang rendah, mengikuti kompetisi bursa kerja dan segera mrmperoleh posisi kerja yang cukup punya gengsi.

Dari pengalaman hidup kita ketahui bahwa orang-orang cerdas yang rendah hati bukanlah orang yang memperoleh pendidikan secara karbitan. Namun mereka adalah orang yang tumbuh dari tempaan pengalaman hidup yang kaya variasinya. Mereka ikut bersosial, beribadah, meringankan beban hidup orang tua, peduli dengan aktivitas tetangga dan tidak gengsi gengsian dalam bekerja. Sarjana- orang cerdas- yang rendah hati adalah orang yang pas dengan karakter bangsa ini.

Ditulis dalam Artikel Pendidikan

SISWA/I BERPRESTASI SEMESTER GANJIL T.P 2011-2012

Peringatan Hari PGRI 25 Nopember 2011

Kunjungan Bupati Tapanuli Selatan

PROFIL 1