Lulus atau tidak, rezeki tahunan kembali ke pedagang cat semprot. Mereka mengaku menyiapkan jauh-jauh hari untuk perayaan tahunan para pelajar SMP/SMU. Penjual menyetok hingga 2 kali lipat dari jumlah sehari-hari, mengantisipasi lonjakan permintaan.
"Sehari-hari, saya sedia 40-an botol ukuran sedang. Sejak 3 hari lalu saya nambah menjadi 100 botol. Perbotol Rp 35.000," kata Dani, salah satu penjaga toko.
Menurut Dani, dari tahun ke tahun permintaan cat semprot naik turun. Tidak dapat dipastikan trend dari tahun ke tahun. Hanya saja pembeli kebanyakan siswa SMA secara bergerombol. Satu 'gank' memborong 5 hingga 10 botol dengan warna-wana terang dan mencolok.
"Yang paling banyak tetep warna dasar. Hijau, biru, merah. Belinya gerombolan. Ada yang patungan, ada yang ngebosin. Keliatan dari receh atau uang ratusan ribu," tukas Rudi (40) salah satu penjaga toko yang lain.
Budaya mengecat baju seragam dengan cat semprot atau Pilox sudah mengakar. Bila membuka file foto tahun 80-an hingga 90-an, kultur pelajar tersebut telah terekam. Tidak hanya baju seragam, tetapi juga rambut, celana atau sebagian wajah. Biasanya disertai coretan spidol warna mencolok dengan berbagai komentar unik ataupun tanda-tangan satu kelompok.
"Sejak saya jualan di sini 20 tahun lalu, sudah ada tuh beli-beli cat semprot. Lumayan untung sih. Kan pada mborong," imbuh Rudi.
Hanya saja, pro-kontra menyemprot baju seragam selalu naik turun dari tahun ke tahun. Bagi yang menolak, menyayangkan karena baju yang disemprot dapat disumbangkan kepada siswa tidak mampu. Sementara yang membolehkan mencoba memahami psikologis anak yang sedang berbahagia.
TEKNOLOGI dan REKAYASA - TEKNOLOGI INFORMASI dan KOMUNIKASI - BISNIS MANAJEMEN
27 April 2010
Kemendiknas Diminta Kaji Penyebab Turunnya Angka Kelulusan
Anggota Komisi X DPR Hanif Dhakiri menilai, penurunan tingkat kelulusan UN tingkat SMA dari 93,74 persen menjadi 89,88 persen pada tahun ini bisa disebabkan dua kemungkinan. Pertama, karena kinerja pengawasan pemerintah lebih baik dari sebelumnya. Sehingga hal itu bisa berpengaruh terhadap turunnya angka kelulusan yang pada tahun sebelumnya diduga banyak diwarnai kecurangan.
"Kemungkinan kedua, penurunan angka kelulusan UN disebabkan oleh belum sesuainya materi UN dengan konteks pengajaran di sekolah. Berarti ada gap antara materi yang diujikan dengan materi yang diajarkan," kata Hanif kepada detikcom, Senin (26/4/2010).
Menurut Sekretaris FPKB ini, konteks pengajaran di sekolah sangat terkait erat dengan masalah mutu. Harusnya, materi UN disamakan pada sekolah dengan standar mutu yang sama pula. Tidak sebaliknya asal sama rata meski berbeda mutu dan kualitas pendidikan.
"Faktanya, mutu sekolah-sekolah kita tidak semuanya memenuhi standar. Sementara materi UN-nya sama semua. Di sinilah timbul kesenjangan yang boleh jadi mempengaruhi tingkat kelulusan UN," imbuhnya.
Menurut dia, jika persoalan ketidaksamaan mutu menjadi penyebabnya, berarti perlu dilakukan evaluasi terhadap program pengembangan mutu di setiap satuan pendidikan. Apakah hal itu sudah tepat sasaran atau belum.
"Semua itu baru kemungkinan. Perlu kajian lebih lanjut dari Kemendiknas untuk mencari sebab mendasar dari turunnya angka kelulusan UN tahun ini," terangnya.
Politisi muda PKB ini berharap pemerintah tidak boleh terburu-buru mengambil kesimpulan atas menurunnya angka kelulusan siswa ini. Komisi X akan mendukung upaya pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap hasil UN tahun ini.
"Kita belum tahu ke mana nanti ujungnya. Tak menutup kemungkinan eksistensi UN itu sendiri juga akan kita evaluasi dengan titik tolak dari hasil UN sekarang. Toh UN itu hanya salah satu model evaluasi pendidikan," paparnya.
http://www.detiknews.com/read/2010/04/26/190917/1345891/10/kemendiknas-diminta-kaji-penyebab-turunnya-angka-kelulusan
"Kemungkinan kedua, penurunan angka kelulusan UN disebabkan oleh belum sesuainya materi UN dengan konteks pengajaran di sekolah. Berarti ada gap antara materi yang diujikan dengan materi yang diajarkan," kata Hanif kepada detikcom, Senin (26/4/2010).
Menurut Sekretaris FPKB ini, konteks pengajaran di sekolah sangat terkait erat dengan masalah mutu. Harusnya, materi UN disamakan pada sekolah dengan standar mutu yang sama pula. Tidak sebaliknya asal sama rata meski berbeda mutu dan kualitas pendidikan.
"Faktanya, mutu sekolah-sekolah kita tidak semuanya memenuhi standar. Sementara materi UN-nya sama semua. Di sinilah timbul kesenjangan yang boleh jadi mempengaruhi tingkat kelulusan UN," imbuhnya.
Menurut dia, jika persoalan ketidaksamaan mutu menjadi penyebabnya, berarti perlu dilakukan evaluasi terhadap program pengembangan mutu di setiap satuan pendidikan. Apakah hal itu sudah tepat sasaran atau belum.
"Semua itu baru kemungkinan. Perlu kajian lebih lanjut dari Kemendiknas untuk mencari sebab mendasar dari turunnya angka kelulusan UN tahun ini," terangnya.
Politisi muda PKB ini berharap pemerintah tidak boleh terburu-buru mengambil kesimpulan atas menurunnya angka kelulusan siswa ini. Komisi X akan mendukung upaya pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap hasil UN tahun ini.
"Kita belum tahu ke mana nanti ujungnya. Tak menutup kemungkinan eksistensi UN itu sendiri juga akan kita evaluasi dengan titik tolak dari hasil UN sekarang. Toh UN itu hanya salah satu model evaluasi pendidikan," paparnya.
http://www.detiknews.com/read/2010/04/26/190917/1345891/10/kemendiknas-diminta-kaji-penyebab-turunnya-angka-kelulusan
Tingkat Kelulusan SMA/SMK UN di Sumut Menurun
Tingkat kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) tahun 2010 di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan. Tahun lalu angkanya mencapai 98 persen, sementara tahun ini menjadi 94,74 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Sumut Bahrumsyah menyatakan, pada tahun ini terdapat 5,26 persen siswa dinyatakan tidak lulus. Meski begitu, siswa yang tidak lulus masih punya kesempatan UN ulangan yang rencananya akan digelar pertengahan Mei mendatang.
Dari 186.845 peserta UN tahun 2010 dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) di Sumut, sebanyak 9.844 siswa atau 5,26 persen dinyatakan tidak lulus UN.
"Penurunan tingkat kelulusan siswa dinilai akibat menurunnya kualitas proses belajar mengajar serta persiapan menghadapi ujian, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan," kata Bahrumsyah kepada wartawan di Medan, Senin (26/4/2010).
Dari total siswa yang tidak lulus di Sumut itu, sebanyak 5.044 di antaranya atau hampir 60 persen adalah siswa SMK. Tingginya tingkat ketidaklulusan di SMK disinyalir akibat kualitas mata pelajaran umum yang diujikan dalan UN, kerap diabaikan di SMK.
"Kadang pihak sekolah lebih mengutamakan mata pelajaran kejuruan saja, sementara mata pelajaran umum terabaikan," kata Bahrumsyah.
Sebaliknya, tingkat kelulusan UN di kota Medan meningkat dari tahun sebelumnya, dari 96 persen naik menjadi 98 persen. Kepala Dinas Pendidikan Medan, Hasan Basri mengatakan, dari 38.184 peserta UN, hanya 1.940 siswa yang dinyatakan tidak lulus.
Jumlah siswa SMA jurusan IPA yang tidak lulus tercatat sebanyak 158 orang, sementara jurusan IPS terdata 427 orang. Jumlah ketidaklulusan di SMK mencapai 1.308 orang sedang MA hanya 47 orang yang tak lulus.
"Jika dilihat dari persentase, tingkat kelulusan di SMA mencapai 98,75 persen, IPS 96 persen, SMK hanya 90,95 persen dan MA mencapai 98,10 persen," jelas Hasan Basri.
http://www.detiknews.com/read/2010/04/27/004422/1345946/10/tingkat-kelulusan-sma-smk-un-di-sumut-menurun?881103605
Kepala Dinas Pendidikan Sumut Bahrumsyah menyatakan, pada tahun ini terdapat 5,26 persen siswa dinyatakan tidak lulus. Meski begitu, siswa yang tidak lulus masih punya kesempatan UN ulangan yang rencananya akan digelar pertengahan Mei mendatang.
Dari 186.845 peserta UN tahun 2010 dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) di Sumut, sebanyak 9.844 siswa atau 5,26 persen dinyatakan tidak lulus UN.
"Penurunan tingkat kelulusan siswa dinilai akibat menurunnya kualitas proses belajar mengajar serta persiapan menghadapi ujian, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan," kata Bahrumsyah kepada wartawan di Medan, Senin (26/4/2010).
Dari total siswa yang tidak lulus di Sumut itu, sebanyak 5.044 di antaranya atau hampir 60 persen adalah siswa SMK. Tingginya tingkat ketidaklulusan di SMK disinyalir akibat kualitas mata pelajaran umum yang diujikan dalan UN, kerap diabaikan di SMK.
"Kadang pihak sekolah lebih mengutamakan mata pelajaran kejuruan saja, sementara mata pelajaran umum terabaikan," kata Bahrumsyah.
Sebaliknya, tingkat kelulusan UN di kota Medan meningkat dari tahun sebelumnya, dari 96 persen naik menjadi 98 persen. Kepala Dinas Pendidikan Medan, Hasan Basri mengatakan, dari 38.184 peserta UN, hanya 1.940 siswa yang dinyatakan tidak lulus.
Jumlah siswa SMA jurusan IPA yang tidak lulus tercatat sebanyak 158 orang, sementara jurusan IPS terdata 427 orang. Jumlah ketidaklulusan di SMK mencapai 1.308 orang sedang MA hanya 47 orang yang tak lulus.
"Jika dilihat dari persentase, tingkat kelulusan di SMA mencapai 98,75 persen, IPS 96 persen, SMK hanya 90,95 persen dan MA mencapai 98,10 persen," jelas Hasan Basri.
http://www.detiknews.com/read/2010/04/27/004422/1345946/10/tingkat-kelulusan-sma-smk-un-di-sumut-menurun?881103605
280 siswa tidak lulus di pemko Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan
Sebanyak 280 siswa SMA sederajat di Kota Padangsidimpuan (Psp) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN). Rinciannya, 75 siswa di Psp dan 205 siswa di Tapsel
“Jumlah siswa SMA sederajat yang tak lulus UN di Psp sebanyak 75 siswa atau sekitar dua persen dari total 5.209 siswa yang menjadi peserta UN. Jika dibandingkan tahun lalu, angka pasti berapa jumlah siswa yang tak lulus saya lupa. Tapi yang pasti jumlah persentase kelulusannya sama dengan tahun ini, masih dalam kisaran yang sama yakni 98 persen. Hanya saja perbedaannya terletak pada komanya. Jadi saya bisa katakan masih stagnanlah angka kelulusan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Psp, Drs Panongonan Muda melalu Kasi SMA Drs Mahlil kepada METRO, Minggu (25/4).
Diutarakan Mahlil, bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti UN ulangan sesuai dengan petunjuk Prosedur Operasional Standard (POS) pelaksanaan UN. UN ulangan direncanakan berlangsung mulai Senin (10/5) sampai Jumat (14/5) mendatang.
“Saat ini kita belum bisa merincikan sekolah mana saja yang siswanya tidak lulus UN. Mungkin besok (Senin, red) baru akan bisa diketahui. Kita juga menyarankan bagi sekolah masing-masing yang siswanya tidak lulus untuk segera melaporkannya sebagai persiapan pelaksanaan UN ulangan nantinya,” ujarnya.
Di Tapsel, 205 SiswaTak Lulus
Sementara itu Kepala Disdik Tapsel Marasaud melalui Kabid Dikmenti Drs Sulthoni mengatakan, dari total 3.312 siswa SMA sederajat yang mengikuti UN di Tapsel, sebanyak 205 siswa dinyatakan tidak lulus.
“Ada 205 siswa dinyatakan tidak lulus UN. Rinciannya, 118 siswa SMA dan MA, serta 87 siswa SMK,” ujar Sulthoni.
Lebih lanjut diutarakannya, untuk nilai hasil UN, pihaknya telah mendistribusikannya ke seluruh sekolah di Kabupaten Tapsel. “Berkas pengumuman hasil UN, hari Minggu ini (kemarin, red) sudah kita sebarkan ke seluruh sekolah. Jadi besok sekolah tidak ada alasan lagi untuk tidak mengumumkannya,” terangnya.
Sedangkan untuk persentasi kelulusan UN SMA sederajat tahun ini berada di kisaran 94 persen, atau persentase yang tidak lulus sebanyak 6 persen.
“Kalau persentase angka kelulusan tahun lalu, saya lupa angka pastinya. Besok sajalah, karena dilihat dulu datanya. Tapi yang jelas angka persentasenya tidak jauh berbeda. Sekarang saya masih berada di rumah sakit,” katanya mengakhiri
http://apakabarsidimpuan.com/2010/04/di-psp-dan-tapsel-280-siswa-tak-lulus-un/
“Jumlah siswa SMA sederajat yang tak lulus UN di Psp sebanyak 75 siswa atau sekitar dua persen dari total 5.209 siswa yang menjadi peserta UN. Jika dibandingkan tahun lalu, angka pasti berapa jumlah siswa yang tak lulus saya lupa. Tapi yang pasti jumlah persentase kelulusannya sama dengan tahun ini, masih dalam kisaran yang sama yakni 98 persen. Hanya saja perbedaannya terletak pada komanya. Jadi saya bisa katakan masih stagnanlah angka kelulusan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Psp, Drs Panongonan Muda melalu Kasi SMA Drs Mahlil kepada METRO, Minggu (25/4).
Diutarakan Mahlil, bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti UN ulangan sesuai dengan petunjuk Prosedur Operasional Standard (POS) pelaksanaan UN. UN ulangan direncanakan berlangsung mulai Senin (10/5) sampai Jumat (14/5) mendatang.
“Saat ini kita belum bisa merincikan sekolah mana saja yang siswanya tidak lulus UN. Mungkin besok (Senin, red) baru akan bisa diketahui. Kita juga menyarankan bagi sekolah masing-masing yang siswanya tidak lulus untuk segera melaporkannya sebagai persiapan pelaksanaan UN ulangan nantinya,” ujarnya.
Di Tapsel, 205 SiswaTak Lulus
Sementara itu Kepala Disdik Tapsel Marasaud melalui Kabid Dikmenti Drs Sulthoni mengatakan, dari total 3.312 siswa SMA sederajat yang mengikuti UN di Tapsel, sebanyak 205 siswa dinyatakan tidak lulus.
“Ada 205 siswa dinyatakan tidak lulus UN. Rinciannya, 118 siswa SMA dan MA, serta 87 siswa SMK,” ujar Sulthoni.
Lebih lanjut diutarakannya, untuk nilai hasil UN, pihaknya telah mendistribusikannya ke seluruh sekolah di Kabupaten Tapsel. “Berkas pengumuman hasil UN, hari Minggu ini (kemarin, red) sudah kita sebarkan ke seluruh sekolah. Jadi besok sekolah tidak ada alasan lagi untuk tidak mengumumkannya,” terangnya.
Sedangkan untuk persentasi kelulusan UN SMA sederajat tahun ini berada di kisaran 94 persen, atau persentase yang tidak lulus sebanyak 6 persen.
“Kalau persentase angka kelulusan tahun lalu, saya lupa angka pastinya. Besok sajalah, karena dilihat dulu datanya. Tapi yang jelas angka persentasenya tidak jauh berbeda. Sekarang saya masih berada di rumah sakit,” katanya mengakhiri
http://apakabarsidimpuan.com/2010/04/di-psp-dan-tapsel-280-siswa-tak-lulus-un/
Langganan:
Postingan (Atom)